Meningkatkan Komunikasi dalam Keluarga
Akhir akhir ini kita baca Koran/ majalah dan lihat di TV begitu banyak kekerasan yang terjadi utamanya pada anak anak dan perempuan. Pada umumnya masalah ini dilatar belakangi oleh hambatan komunikasi. Mungkin ada gunanya kita tahu apa saja masalah dan bagaimana meningkatkan komunikasi dalam keluarga.
Hambatan komunikasi
- Stress dan emosi yang tidak terkontrol. Tenangkan dirimu sebelum melanjutkan
- Kurang fokus. Kalau mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus .Kalau kamu sedang memikirkan akan bicara apa, melamun,ngecek sms atau memikirkan soal lain kamu hampir pasti tidak bisa mengirimkan pesan nonverbal dslsm percakapan. Kamu harus tetap fokus dari saat ke saat.
- Bahasa tubuh yang tidak konsisten.Komunikasi non verbal hendaknya memperkuat apa yang dibicarakan. Kalau kamu bicara sesuatu, sedangkan bahasa tubuh nya beda lagi, aka nada kesan anda tidak jujur. Misalnya kita tidak bisa mengatakan “ya” tetapi menggeleng gelengkan kepala menyatakan “tidak”
- Bahasa tubuh yang negatif: Kalau anda tidak setuju atau tidak suka apa yang dikatakan bisa menggunakan bahasa tubuh negativf seperti melipat tangan, menghindari kontak mata atau menghentakkan kaki. Anda tidak perlu setuju atau menyukai apa yang dikatakan, namun untuk bisa berkomunikasi dengan efektif tanpa membuat oang lain defensif penting untuk tidak mengirimkan pesan negatif.
- Meningkatkan keterampilan komunikasi :Menjadi pendengar aktif
Orang sering memusatkan diri tentang apa yang akan dikatakan, sementara untuk komunikasi yang efektif mendengar lebih penting. Mendengar bukan hanya memahami kata kata atau informasi yang dikomunikasikan tetapi juga emosi si pembicara yang ingin dikomunikasikan. Kalau kita mendengar dengan aktif kita bisa mendengar perbedaan intonasi dari suara yang menyampaikan bagaimana si pembicara merasa dan emosi yang disampaiakannya. Kalau kita mendengar dengan aktif bukan saja akan memahami bagaimana orang yang diajak bicara, namun orang yang diajak bicara merasa didengar dan dimengerti dan bisa menimbulkan hubungan yang lebih kuat dan lebih dalam. Dengan komunikasi demikian akan terjadi proses yang menurunkan stress dan meningkatkan rasa tenang secara fisik dan emosional. Misalnya kalau orang yang diajak bicara tenang, mendengar dengan aktif akan membuatmu tenang juga,. Begitu juga bila yang bicara terlalu bersemangat, dengan didengarkan secara aktif dia akan lebih tenang dan merasa difahami.
Bagaimana cara menjadi pendengar aktif?
Sepenuhnya fokus pada pembicara, perhatikan juga bahasa tubuhnya, nada suaranya serta pesan2 non verbal lainnya
Gunakan telinga kanan. Otak kiri yang merupakan tempat memproses pemahaman bicara dan emosi. Otak kiri berhubungan dengan telinga kanan , Dengan menekankan pada telinga kanan kita bisa mendeteksi nuansa emosional llawan bicara dengan ebih baik.
Jangan menyela atau mencoba mengalihkan pembicaraan pada masalah anda misalnya dengan menyatakan “Kalau menurut kamu hal itu buruk, ini yang saya alami” . Mendengarkan tidak sama dengan menunggu giliran untuk bicara.
Tunjukkan perhatian pada apa yang dibicarakan. Mengangguklah sekali kali, senyumlah pada lawan bicara, pastikan sikap badan anda terbuka dan mengundang. Doronglah pembicara untuk meneruskan dengan komunikasi verbal seperti “Iya” atau “terus”.
Sisihkan penilaian Untuk berkomunikasi dengan efektif dengan seseorang, kita tidak perlu suka atau setuju pada gagasannya, nilainya atau pendapatnya. Namun kita harus menyisihkan penilaian dan menahan kritik agar kita bisa mengerti sepenuhnya.
Berikan umpan balik. Kalau ada hal yang kurang “naymbung” , refleksikan apa yang disampaikan dan rumuskan kembali “Maksud anda…” atau “kamu bilang…artinya…” atau “
- Perhatikan pesan pesan non verbal
Kalau kita berkomunikasi tentang hal yang kita anggap penting, biasanya kita menggunakan pesan non verbal. Komunikasi non verbal, atau bahasa tubuh termasuk ekspresi wajah, gerakan2 tubuh, kontak mata, sikap, nada suara bahkan ketegangan otot dan nafas. Penampilan fisik, mendengarkan dan bereaksi terhadap lawan bicara menyampaikan pesan lebih dari sekedar kata kata.
Tips untuk meningkatkan cara membaca komunikasi non verbal.
Menyadari perbedaan individu. Orang dari berbagai latar belakang Negara dan budaya cenderung menggunakan komunikasi no verbal yang berbeda, sehingga hal ini perlu diperhitungkan waktu membaca pesan pesan non verbal.
Melihat pesan komunikasi non verbal sebagai satu kelompok. Jangan terlalu memperhatikan satu pesan non verbal. Kumpulkan semua pesan non verbal sebagai satu pesan, secara menyeluruh.
Gunakan pesan pesan non verbal yang cocok dengan kata kata anda. Komunikasi non verbal hendaknya memperkuat apa yang dikatakan, dan tidak menentangnya.
Sesuaikan pesan non verbal dengan konteksnya. Nada suara anda misalnya hendaknya berbeda waktu berbicara dengan seorang anak, atau berbicara dengan sekelompok orang dewasa.
Gunakan bahasa tubuh untuk mengirim pesan perasaan positif walaupun sebenarnya anda tidak merasakan hal itu. Kalau anda merasa tegang misalnya untuk wawancara kerja pertama, atau kencan pertama, kirimkan pesan percaya diri walaupun anda tidak merasakan hal itu. Berdiri tegak dengan senyum dan kontak mata, Ini akan menimbulkan rasa percaya diri dan lawan bicara akan merasa nyaman.
- Kontrol stress
Untuk berkomunikasi secara efektif , anda perlu menyadari dan mengendalikan emosi,ini berarti belajar untuk mengelola ketegangan/stress. Kalau anda tegang, anda akan salah tangkap pesan yang datang, mengirimkan pesan non verbal yang membingungkan salah dan meloncat ke perilaku tidak sehat.
Berapa sering anda merasa tegang waktu berselisih paham dengan pasangan anda, anak anda, pimpinan, teman atau teman kerja dan mengatakan sesuatu yang kemudian anda sesali? Hanya kalau anda tenang, santai anda bisa menilai apakah situasi yang dihadapi membutuhkan respon atau seperti pesan yang dikirim lawan bicara, lebih baik diam.
Cara untuk tetap tenang dibawah tekanan
- Gunakan taktik menunda untuk berpikir. Misalnya dengan minta mengulangi apa yang dikatakan atau klarifikasi sebelum merespon.
- Berhenti untuk berpikir Diam tidak selalu buruk. Berhenti bicara bisa mengesankan anda mengendalikan situasi dan tdak terburu2 bereaksi
- Ungkapkan satu masalah dan satu contoh, lalu lihat reaksi lawan bicara kalau masih bisa mengungkapkan masalah lain.
- Katakan dengan jelas Seringkali bagaimana anda bicara bisa sama pentingnya dengan apa yang anda bicarakan. Bicaralah dengan jelas dengan nada yang datar, kontak mata, sikap tubuh yang terbuka.
- Simpulkan dengan ringkas lalu berhentilah. Simpulkan respons anda dan berhentilah bicara, walaupun ruangan akan sunyi.
Redakan ketegangan untuk komunikasi efektif
Kalau pembicaraan memanas, perlu cara untuk dengan cepat menurunkan intensitas emosional. Dengan belajar menurunkan ketegangan anda bisa menghadapi emosi , mengelola perasaan,dan bersikap pantas.
Mengatasi ketegangan dalam komunikasi:
-
- Kenalilah kalau anda tegang: Badan anda akan memberitahu , Apakah otot otot atau perut anda tegang atau sakit? Tangan terkepal? Nafas pendek?”lupa” bernafas?
- Gunakan waktu untuk menenangkan diri sebelum melanjutkan pembicaraan atau tundalah pembicaraan ini
-
- Gunakan pikiran untuk mengatasi dan mengelola stress segera dengan ambil nafas , kerutkan dan lemaskan otot, atau ingat gambar yang menenangkan. Cara terbaik untuk segera menurunkan ketegangan adalah melalui penginderaan: Lihat, suara, sentuh,rasa dan bau. Namun setiap orang bereaksi beda pada input penginderaan jadi kita harus temukan hal yang menenangankan.
- Lihat segi lucunya pada situasi itu. Dengan menggunakannya dengan tepat lelucon bisa menurunkan ketegangan waktu berkomunikasi. Kalau orang sekitar kita menjadi terlalu serius, gunakan lelucon atau cerita lucu untuk menurunkan ketegangan
- Bersedia untuk kompromi. Kadang kadang kalau kita sedikit lentur, bisa ditemukan jalan tengah yang memuaskan kedua belah pihak dan mengurangi ketegangan semua yang terlibat.
- Sepakat untuk tidak setuju Kalau perlu menjauhlah sebentar sehingga semua bisa tenang. Istirahat sejenak. Jalan diluar, atau lakukan meditasi sebentar. Aktifitas fisik atau menemukn tempat sunyi untuk mengembalikan keseimbangan bisa menurunkan ketegangan dengan cepat.
- Ekspresi yang langsung dan tegas membuat komunikasi yang jelas. Tegas artinya mengekspresikan pikiran, perasaan dan kebutuhan secara terbuka dan jujur, mempertahankan diri namun menghargai orang lain. Tidak berarti kejam, agresif atau menuntut. Komunikasi efektif selalu tentang memahami lawan bicara, bukan tentang memenangkan argumentasi atau memaksakan opini pada orang lain.
Untuk meningkatkan ketegasan:
- Hargai dirimu dan pendapatmu karena sama pentingnya dengan pendapat lain
- Ketahuilah kebutuhanmu dan keinginanmu: Belajar mengekspresikannya tanpa mengganggu hak orang lain.
- Ekspresikan pikiran2 negatif secara positif. Boleh saja marah, tetapi tetap menghargai.
- Terima umpan balik dengan positif.Terimalah pujian dengan ramah, belajar dari kesalahan, minta bantuan bila perlu
- Belajar mengatakan tidak Kenalilah batas, jangan biarkan orang memenfaatkanmua. Cari alternative sehingga semua orang senang dengan hasilnya.
Mengembangkan teknik komunikasi yang tegas/asertif
- Ketegasan empatik: Tunjukkan kepekaan terhadap lawan bicara.Misalnya “ Saya tahu kamu sibuk sekali di pekerjaan, namun saya ingin kamu juga menyisihkan waktu untuk kita”
- Tingkatkan ketegasan bila usaha pertama kurang berhasil. Anda bisa lebih tegas setelahnya misalnya “ kalau anda tidak memenuhi kewajiban sesuai kontrak, saya terpaksa mengambil jalur hukum”
- Ketegasan perlu dilatih. Coba dalam situasi yang tidak terlalu besar risikonya agar rasa percaya diri bisa terbangun. Bisa juga latihan di keluarga.
Meningkatkan komunikasi dengan pasangan:
- Respons pertama : Konflik ditentukan oleh orang yang bereaksi, walaupun orang yang pertama bicara dengan ketus dan mengesalkan, kalau yang bereaksi bisa mengarahkan pada pembicaraan yang dingin pertengkaran bisa dihindarkan
- Sentuhan fisik : Sulit untuk tetap kesal pada orang yang memberikan sentuhan lembut
- Waktu yang tepat: Perhatikan saat yang tepat untuk mendiskusikan hal penting
- Cermin : Kadang kadang kita tidak sepenuhnya mengerti ungkapan lawan bicara sehingga perlu memberikan “cermin” misalnya dengan mengatakan “Maksud kamu?” atau “Jadi kamu berpendapat bahwa…”
- Berdoa bersama. Bagi pasangan yang religius, berdoa bersama bisa menjadi cara menyelesaikan pertengkaran.
Berkomunikasi dengan pasangan tanpa bertengkar :
- Perhatian. Pastikan bahwa kalau kita bicara dengan pasangan perhatian ada pada pembicaraan. Bukan pada sms, tv atau yang lainnya
- Jangan berteriak. Kalau ingin menyampaikan pesan perhatikan nada bicara, jangan berteriak kalau anda juga tidak mau dia berteriak
- Coba menempatkan diri pada posisi pasangan. Kalau ingin berbicara efektif coba ikut merasakan keadaan pasangan
- Cek pemahaman anda. Dalam diskusi kalau anda sudah memahami sesuatu coba dicek apakah pemahaman anda benar, sehingga tidak terjadi perbedaan persepsi.
Meningkatkan komunikasi dengan anak dalam keluarga :
- Sediakan waktu : Bicara dengan sepenuh hati akan sangat berarti. Walaupun hanya 10 menit, dengan perhatian penuh (tidak ada tv, atau sms) bicara dengan anak akan dirasakan sebagai waktu yang berkualitas.
- Jadilah pendengar yang baik : Dengarkan ungkapan, keluhan atau kesulitan yang dihadapi anak, anggaplah hal itu sama pentingnya seperti dia rasakan. Jadi jangan mengatakan “Masa soal gitu saja harus jadi susah” atau “nanti kalau kamu sudah besar akan mengerti”. Coba fahami dan berikan respons yang sungguh sungguh.
- Tunjukkan empati. Perlu ditunjukkan bahwa kita mengerti apa yang dia rasakan. Mungkin cukup dengan memeluknya.
- Jadilah teladan: Anak belajar dari orang tuanya. Tunjukkan kata kata dan nada suara yang sesuai. Misalnya kalau anda mengatakan “Jangan begitu, jangan lakukan itu” sambil tertawa, anak akan bingung. Berikan pesan yang tegas, termasuk kalau kita kecewa, misalnya “ Ibu sedih dengan apa yang kamu lakukan tadi…. “ (sebutkan apa yang mengecewakan) . Jadi jelas bagi dia yang kita tidak suka adalah apa yang dilakukannya, dan bukan dia. Jangan bereaksi dengan “Dasar tukang bohong”.
Semoga bahan ini bermanfaat untuk memperbaiki komunikasi dalam keluarga dan menghindarkan keluarga dari kekerasan.
——
Disadur dari berbagai sumber oleh Ilsa Nelwan