Aku dan Sahabatku

Aku dan Sahabatku

Aku dan Sahabatku Oleh: AFPanggil saja aku Bulan, dan perkenalkan sahabatku Bintang. Kami adalah mahasiswi semester akhir yang sedang berjuang untuk mengenakan toga di penghujung tahun. Karena satu kelas di kampus dan satu kamar di asrama, kami selalu bersama seperti sepasang sandal. Di mana sandal bagian kanan tak terpisahkan dengan bagian kirinya.Singkat kata, aku berhasil menyelesaikan tugas akhir dengan baik. Sayangnya, tugas akhir Bintang masih jalan di tempat. Aku orang yang berpendapat meskipun deadline pekerjaan masih jauh, tapi menunda pekerjaan hari ini sama saja dengan menumpuk masalah untuk esok hari. Akhirnya dengan senang hati, aku membantu dan memotivasi Bintang agar semangat lagi.Aku mendampingi Bulan mulai dari mengunjungi perpustakaan, mencari data pendukung, mengantar bimbingan ke dosen pembimbing, hingga menemani revisi semalaman. Sebelumnya, aku disibukkan dengan tugasku sendiri, sekarang setelah tugasku selesai, kini aku lebih focus membantu Bintang. Berhari-hari aku perhatikan, kemajuan tugas akhir bintang tidak terlihat signifikan. Padahal berjam-jam aku di sampingnya, memastikan ia menyelesaikan impiannya. Ada yang aneh pada diri Bintang,...
Read More
Mangkuk Retak

Mangkuk Retak

Mangkuk Retak   Oleh: Ayu Prawita Pohon bougenville itu datang lagi dalam mimpiku, dan aku merasa sedang berjalan menghampirinya dengan rasa penasaran sekaligus khawatir. Dalam mimpi tersebut, aku ibarat pemeran utama sebuah film dokumenter terburuk yang pernah kulihat sepanjang hidupku. Aku melihat film itu, yakni layar ketidaksadaranku, menampilkan warna-warni yang kabur, dan aku menilai bahwa bunga bougenville yang berwarna oranye dan langit yang terlihat biru cerah tak bisa berbaur serasi dengan kondisi rumah di belakangnya. Rumah dengan pohon bougenville itu cantik. Di sana terdapat juga pohon mangga besar dan sebatang pohon kelapa yang jika dilihat dari arah depan nampak sungguh nyaman. Aku sering menceritakan mimpi itu pada suami dan kedua anakku. Namun, suara malaikat dari dalam hatiku seketika membunyikan lonceng tanda bahaya, jika aku bercerita tentang rumah tersebut. Lonceng tersebut selalu mengingatkanku pada sosok mengerikan yang tinggal di dalam rumah itu. Sosok itu mirip dengan rasa nyaman sebuah rumah berjendela besar, padahal keduanya, baik rumah dan sosok itu adalah penipu! Aku tak mengerti kenapa aku...
Read More
Ibu Bilang Tidak Apa-Apa Kalau Ayah Memukul

Ibu Bilang Tidak Apa-Apa Kalau Ayah Memukul

Ibu Bilang Tidak Apa-Apa Kalau Ayah Memukul Oleh: RJ Saat saya bertanya kepada ibu kenapa ia bertahan, jawaban beliau klise, “Karena kamu dan kakakmu.” Waktu itu saya percaya, bahwa bertahan karena alasan anak adalah satu-satunya jalan yang tersedia bagi korban KDRT. Tidak apa-apa dipukul, mendapat kekerasan psikis, bahkan seksual, asalkan ada anak sebagai jaminan keutuhan rumah tangga. Ketika melihat ibu dijambak, dibentak, dan diseret, sempat tertanam dalam kepala saya bahwa perlakuan tersebut adalah bagian dari “peran” seorang ibu di dalam rumah. Yang membuat saya kecewa dan marah adalah tidak ada seorang pun yang memberitahu kalau kekerasan yang saya saksikan adalah salah dan tidak sepatutnya seorang istri diperlakukan demikian. Bahkan ibu memilih diam seribu bahasa, meninggalkan saya dengan trauma dan jawaban yang harus saya cari sendiri. “Mengapa seorang ibu tidak menjelaskan dengan gamblang apa yang sebenarnya terjadi?” adalah pertanyaan yang timbul dan butuh waktu lama bagi saya untuk mencernanya dalam kepala. Dahulu, sulit untuk saya memahami posisi korban kekerasan. Saya gagal mempertimbangkan bahwa ibu saya...
Read More
Hampir Menjadi Korban Pelecehan Seksual

Hampir Menjadi Korban Pelecehan Seksual

Hampir Menjadi Korban Pelecehan Seksual Karena Kurangnya Kepekaan Orang Tua Oleh: Rita Primayuni Awal cerita terjadi ketika saya duduk di kelas lima SD, saya tinggal bersama orang tua, kakek, nenek, dan satu adik laki-laki. Keluarga saya tidak pernah melakukan kekerasan seksual kepada anak-anak, namun orang lain yang justru hamper melakukan itu kepada saya. Kejadiannya dilakukan oleh seorang laki-laki tua, pemilik warung sembako dekat rumah. Sebut saja dia “Pak Agung” (nama samaran). Saat itu, ibu menyuruh saya untuk membeli satu kilogram beras di warung tersebut. Ketika saya menyerahkan uang, tangan saya dipegang kencang oleh Pak Agung. Spontan saya menarik tangan, dan segera pulang ke rumah. Kemudian saya cerita ke ibu kalau tangan saya dipegang kencang oleh Pak Agung, namun ibu malah mengatakan, “Palingan Pak Agung bercanda”, dan saya mengiyakan saja. Keesokan harinya, ibu kembali menyuruh saya untuk membeli telur di sana. Tiba-tiba Pak Agung berkata, “Rita ke kamar yok, istri bapak sedang ke pasar. Rita kan masih anak SD, belum menstruasi jadi gak akan...
Read More
Kekerasan Dalam Pacaran, bagaimana mencegah dan mengatasinya

Kekerasan Dalam Pacaran, bagaimana mencegah dan mengatasinya

Kekerasan Dalam Pacaran, bagaimana mencegah dan mengatasinyaKetika korban KDP peserta lomba menulis mengikuti Talkshow Yayasan JaRIOleh: Ilsa Nelwan*Dalam peringatan hari Kartini dan menyongsong hari kemerdekaan RI di bulan Agustus2022, Yayasan JaRI menyelenggarakan rangkaian kegiatan kampanye “Kesetaraan gender,mendukung remaja sehat”. Kegiatan ini diakhiri talkshow “berani bantu, berani bicara”tentang kekerasan dalam pacaran pada tanggal 27 agustus 2022. Lomba menulis “Pengalaman Kekerasan Dalam Pacaran”Lomba menulis tahun ini diharapkan memberikan ruang untuk berbagi pengalamanterkait Kekerasan Dalam Pacaran (KDP) yang sedang atau pernah dialaminya. Dari 458orang naskah lomba, hanya 155 (33.8 persen) naskah yang lolos untuk mendapat penilaianJuri. Banyak diantara peserta lomba hanya ingin menyampaikan keluhan, kesedihan yangdirasakannya. Diantara peserta lomba 16 persen adalah penyintas kekerasan, hampir 80persen berumur 18-28, hampir 67 persen peserta berasal dari Jawa-Bali. Dalam salah satu naskah lomba pengalaman KDP terbaik, ada yang membahas bahwaKDP juga terjadi di pedalaman. Seorang remaja diajak oleh pacarnya, mengalami kekerasanseksual dari beberapa remaja lain setelah mereka minum minum, lalu ditinggalkan disungaidalam perahu. Korban KDP akhirnya menanggung sendiri...
Read More
Membaca Surat Surat Kartini

Membaca Surat Surat Kartini

Membaca Surat Surat Kartini Kepribadian, kesetaraan dan kebangsaan Oleh: Ilsa Nelwan, Yayasan JaRI Kartini dilahirkan tahun 1879, satu dari 11 anak, dan anak perempuan kedua dari bupati Jepara 1880-1905 raden Mas Adipati Ario Samingun Sosroningrat, anak dari selir Ibu Ngasirah yang keturunan Kiai. Ayahnya menikah lagi karena ketentuan pada zaman itu istri utama haruslah keturunan ningrat. Kartini mulai menarik perhatian publik pada saat ia berumur 19 tahun dan berpartisipasi dalam pameran nasional karya perempuan di Ibukota Belanda Den Haag. Lebih lebih lagi setelah partisipasinya itu tulisan Kartini diterbitkan dalam jurnal ilmiah Belanda Bijdragen tentang perkawinan diantara orang Kodja dan penggunaan celup biru pada proses membatik. Kartini juga memasukkan cerita pendek pada jurnal perempuan kolonial “Dr Echo”: Sehari Bersama Gubernur Jenderal dan Kapal perang di Pelabuhan. Surat surat dan tulisan Kartini penting bukan hanya karena menceritakan tentang seorang perempuan Jawa yang bernama Kartini, tetapi juga memberikan gambaran tentang kolonialisme dan sejarah Indonesia, pada saat munculnya nasionalisme Indonesia. Penulisnya adalah seorang perempuan dan tulisan ini pada waktu...
Read More